RUANG LINGKUP AJARAN AGAMA ISLAM


Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub, Nabi

Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.

Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman :

وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ

Artinya :”Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’kub, Ibrahim

berkata : Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam sebagai agamamu, sebab itu janganlah

kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah, 2:132)

Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang berbunyi sebagai berikut :

فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ‌ۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ

Artinya :”Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata dia :

Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah (Islam)? Para

Hawariyin (sahabat beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-

Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul- Nya untuk

diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi

selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk

bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt.

Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan manusia yang

mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama bersangkutan

seperti agama Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau agama Yahudi (Judaism). Nama

agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak dihubungkan dengan nama orang yang

menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama tempat agama itu mula-mula tumbuh dan

berkembang. Pendidikan Agama Islam – Hal 2.

Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk agama Islam dan Mohammedan untuk orang-

orang Islam yang telah dilakukan berabad- abad oleh orang Barat, terutama oleh para orientalis

adalah salah. Kesalahan ini disebabkan karena para penulis Barat menyamakan agama Islam dengan

agama-agama Budha utama dan lain-lain. misalnya dengan Chrisianity yang diajarkan oleh Jesus

Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat Islam terhadap Islam.

Komitmen tersebut intinya terdapat dalam QS. Al-Asr(103) yang berbunyi :

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ (٣

Artinya :Demi masa. (1)Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (2) kecuali

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati

kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (3)

Berdasarkan dari surat Al-Asr di atas ada 5 (lima) komitmen atau kerikatan seorang muslim dan

muslimat terhadap Islam. Komitmen tersebut adalah :

1. Meyakini, mengimani kebebaran agama Islam seyakin-yakinnya.

2. Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.

3. Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

4. Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi yang

meyakinkan dengan bahasa yang baik dan,

5. Sabar dalam berIslam, dalam meyakini mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan

Memahami karakteristik Islam sangat penting bagi setiap muslim, karena akan dapat

menghasilkan pemahaman Islam yang komprehen- sif. Beberapa karakteristik agama Islam, yakni

1. Rabbaniyah (Bersumber langsung dari Allah s.w.t) Islam merupakan manhaj Rabbani (konsep

Allah s.w.t), baik dari aspek akidah, ibadah, akhlak, syariat, dan peraturannya semua

2. Insaniyah ’Alamiyah (humanisme yang bersifat universal) Islam merupakan petunjuk bagi

seluruh manusia, bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan. Hukum Islam bersifat

universal, dan dapat diberlakukandi setiap bangsa dan negara.

3. Syamil Mutakamil (Integral menyeluruh dan sempurna) Islam membicarakan seluruh sisi

kehidupan manusia, mulai dari yang masalah kecil sampai dengan masalah yang besar.

4. Al-Basathah (elastis, fleksibel, mudah) Islam adalah agama fitrah bagi manusia, oleh karena

itu manusia niscaya akan mampu melaksanakan segala perintah-Nya tanpa ada kesulitan,

tetapi umumnya yang menjadikan sulit adalah manusia itu sendiri.

5. Al-’Adalah (keadilan) Islam datang untuk mewujudkan keadilan yang sebenar-benarnya,

untuk mewujudkan persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah kehidupan manusia, serta

memelihara darah (jiwa), kehormatan, harta, dan akal manusia.

6. Keseimbangan (equilibrium, balans, moderat) Dalam ajaran Islam, terkandung ajaran yang

senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara

kebutuhan material dan spiritua serta antara dunia dan akhirat.

7. Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas Ciri khas agama Islam yang dimaksud

adalah perpaduan antara hal-hal yang bersifat prinsip (tidak berubah oleh apapun) dan

menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas syariat.

8. Graduasi (berangsur-angsur/bertahap) Hukum atau ajaran-ajaran yang diberikan Allah kepada

manusia diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia. Jadi tidak secara

9. Argumentatif Filosofis Ajaran Islam bersifat argumentatif, tidak bersifat doktriner. Dengan

demikian Al-Quran dalam menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi dengan bukti-

bukti atau keterangan-keterangan yang argumentatif dan dapat diterima dengan akal pikiran

Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan perwujudan diberlakukan nya fungsi-fungsi

Islam dalam kehidupan manusida dan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu untuk

memahami fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam kehidupan, berikut ini penjelasannya :

1. Islam Sebagai Agama Allah Fungsi Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam predikatnya

yaitu dienul haq (agama yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran agama Islam nyata

sepanjang zaman. Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis yang berarti kesucian dan

kemurnian serta keaslian Islam terjaga sepanjang masa.

2. Islam sebagai Panggilan Allah. Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa kepada

Islam dengan mengutus Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan dan diajarkan

kepada manusia . Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya yang setia hanya mengajak

3. Islam sebagai Rumah yang Dibangun oleh Allah.Allah menjadikan Islam sebagai ”rumah”

yang disediakan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka hidup sebagai

keluarga muslim. Dengan demikian Islam merupakan wadah yang mempersatukan orang

yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah dalam

kehidupan manusia dan masyarakat.

4. Islam Sebagai Jalan yang Lurus Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi panggilan

Allah kepada Islam, tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam, karena mereka tahu dan

mengerti bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang sedang berjalan pada jalan Allah

yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).

5. Islam Sebagai Tali Allah Sebagai tali Allah, Islam merupakan pengikat yang mempersa-

tukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah.

6. Islam Sebagai Sibgah Allah. Sibgah atau celupan yaitu zat pewarna yang memberikan warna

bagi sesuatu yang dicelupkan. Dengan Islam, Allah bermaksud memberkan warna atau corak

kepadapa manusia. Untuk mendapatkan corak atau warna tersebut adalah dengan jihad,

mengerahkan segala kemampuan nya dalam melaksanakan agama Allah. Muslim yang

tersibghah adalah Allah tetapkan sebagai saksi atas manusia dan yang sadar akan identitasnya

serta tahu akan harga dirinya sebagai hamba Allah yang beriman dan bertakwa.

7. Islam Sebagai Bendera Allah. Islam sebagai bendera Allah di bumi. Bendera tersebut mesti

dikibarkan setinggi tingginya, sehingga tampak berkibar menjulang tinggi di angkasa. Untuk

mengibarkan atau menampakkan Islam, Allah mengutus Rasul-Nya dengan Alquran dan

Islam, sehingga dengan demikian kekafiran dan kemusrikan akan dapat diatasi.

2. Klasifikasi Agama dan Agama Islam

Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dibagi menjadi (1) Agama wahyu

(revealed religion) atau agama langit dan (2) Agama budaya (cultural religion /natural religion) yang

disebut juga agama bumi atau agama alam. Agama wahyu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan

malaikat (Jibril) kepada manusia pilihan yang disebut utusan atau Rasul-Nya, pada waktu

2. Agama tersebut disampaikan kepada manusia melalui Utusan atau Rasul Allah.

3. Memiliki kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan oleh Allah.

4. Ajaran agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar, Maha

5. Sistem hubungan manusia dengan Allah dalam Agama wahyu, ditentu kan sendiri oleh Allah

dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasul-Nya.

6. Konsep ketuhanan agama wahyu adalah monoteisme murni sebagai- mana yang disebutkan

7. Dasar-dasar agama wahyu bersifat mutlak, berlaku bagi seluruh umat manusia.

8. Sistem nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaras- kan dengan ukuran

9. Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh

10. Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada

manusia dalam pembentukan insan kamil, yakni manusia yang sempurna, manusia baik yang

Sebagai contoh agama yang masuk ke dalam kelompok agama wahyu adalah : Islam, Yahudi

dan Nasrani. Sedangkan kelompok agama budaya contohnya adalah Kong Hu Cu, Budha dan Hindhu.

Islam sebagai agama wahyu, tentunya jika kesepuluh tolok ukur di atas diterapkan kepada agama

1. Agama Islam dilahirkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 6

2. Disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.

3. Meimiliki kitab suci Alquran yang memuat asli semua wahyu yang diterima oleh Rasul-

Nyaselama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah dan kemudian di Madinah.

4. Ajaran Islam mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar dan Maha Mengetahui

5. Sistem hubungan manusia dengan Allah disebutkan dalam Alquran, dijelaskan dan

dicontohkan pelaksanaannya oleh Rasul-Nya.

6. Konsep Ketuhanan Islam adalah tauhid, monoteisme murni, ke Esaan Allah, esa dalam Zat,

esa dalam sifat , esa dalam perbutan dan seterusnya.

7. Dasar-dasar agama Islam bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat

8. Nilai-nilai terutama nilai-nilai etika (akhlak) dan estetika (keindahan) yang ditentukan oleh

Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia dan kemanu siaan.

9. Soal-soal alam (semesta) yang disebutkan dalam Agama Islam yang dahulu diterima dengan

keyakinan saja, kini telah banyak dibuktikan kebenarannya oleh sains modern.

10. Bila petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan agama Islam dilaksanakan dengan baik

dan benar akan terbentuk insan kamil, manusia sempurna.

1. Din berarti “agama” Al-Fath : 28

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ‌ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدً۬ا

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar

dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.

2. Din berarti “ibadah” surat Al-Mukminun : 14

ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَـٰمَ لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَ‌ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal

daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus

dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah

3. Din berarti “kekuatan” surat Luqman 32

وَإِذَا غَشِيَہُم مَّوۡجٌ۬ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّٮٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ فَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٌ۬‌ۚ وَمَا يَجۡحَدُ بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ۬ كَفُورٍ۬

Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan

memurnikan keta’atan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu

sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus [2]. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat

Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.

4. Din berarti “pembalasan hari kiamat” surat as-syuara

وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu]

daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلۡمُنۡخَنِقَةُ وَٱلۡمَوۡقُوذَةُ وَٱلۡمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ وَمَا

ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسۡتَقۡسِمُواْ بِٱلۡأَزۡلَـٰمِ‌ۚ ذَٲلِكُمۡ فِسۡقٌ‌ۗ ٱلۡيَوۡمَ يَٮِٕسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِ‌ۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ

وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬ا‌ۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِى مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٍ۬ لِّإِثۡمٍ۬‌ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬

Diharamkan bagimu [memakan] bangkai, darah[1], daging babi, [daging hewan] yang disembelih atas

nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam

binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[2], dan [diharamkan bagimu] yang

disembelih untuk berhala. Dan [diharamkan juga] mengundi nasib dengan anak panah[3], [mengundi

nasib dengan anak panah itu] adalah kefasikan. Pada hari ini [4] orang-orang kafir telah putus asa

untuk [mengalahkan] agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-

Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu

ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa[5] karena

kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

وَلَوۡ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَمَثُوبَةٌ۬ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬‌ۖ لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ

Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, [niscaya mereka akan mendapat pahala], dan

sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.

وَجَـٰهِدُواْ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ‌ۚ هُوَ ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬‌ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَ‌ۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى هَـٰذَا

لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ‌ۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَٮٰكُمۡ‌ۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu

dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [Ikutilah] agama

orang tuamu Ibrahim. Dia [Allah] telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu [1]

dan [begitu pula] dalam [Al Qur’an] ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu

semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan

berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan

وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. [Ibrahim

berkata]: "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah

kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam"

رَبِّ قَدۡ ءَاتَيۡتَنِى مِنَ ٱلۡمُلۡكِ وَعَلَّمۡتَنِى مِن تَأۡوِيلِ ٱلۡأَحَادِيثِ‌ۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ‌ۖ تَوَفَّنِى مُسۡلِمً۬ا وَأَلۡحِقۡنِى

Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah

mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi. [Ya Tuhan]. Pencipta langit dan bumi. Engkaulah

Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku

قَالَتۡ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّىٓ أُلۡقِىَ إِلَىَّ كِتَـٰبٌ۬ كَرِيمٌ (٢٩

إِنَّهُ ۥ مِن سُلَيۡمَـٰنَ وَإِنَّهُ ۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (٣٠

Berkata ia [Balqis]: "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat

yang mulia. (29) Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya [isi] nya: ’Dengan

menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (30) Bahwa janganlah kamu

sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri’".

فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ‌ۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ

Maka tatkala ’Isa mengetahui keingkaran mereka [Bani Israil] berkatalah dia: "Siapaka

Ditinjau dari sumbernya agama-agama yang dikenal manusia terdiri atas dua jenis

a. Agama wahyu: yaitu agama yang diterima oleh akal manusia dari Allah melalui malaikat

Jibril dan disebarkan oleh Rasul-Nya kepada manusia. Agama wahyu disebut pula

agama samawi atau agama langit. Agama Islam termasuk agama wahyu, agama

b. Agama budaya: yaitu agama yang bersumber dari ajaran seorang manusia yang dipandang

mempunyai pengetahuan mendalam tentang kehidupan. Agama budaya disebut pula

sebagai agama ardhi atau agama bumi. Contoh agama budaya dalam agama Budha yang

merupakan ajaran Budha Gautama. (Aminuddin, dkk, 2005)

Kata Islam berasal dari kata ‘as la ma - yus li mu – Is la man’ artinya, tunduk, patuh,

menyerahkan diri. Kata Islam terambil dari kata dasar sa la ma atau sa li ma yang berarti

selamat, sejahtera, tidak cacat, tidak tercela. Kata agama menurut bahasa Al – Quran banyak

digunakan kata din istilah lain yang digunakan oleh Al – Quran misalnya Millah dan Shalat.

Agama Islam disebut langsung oleh Allah sebagaimana dalam firman Allah:

• “sesungguhnya agama (yang hak) disisi Allah adalah Islam” (Al-Quran Surat Ali Imran

• “barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima ajaran tersebut

dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi” (Al-Quran Surat Ali Imran Ayat 85)

• “Pada hari ini telah Ku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku cukupkan

kepadamu nikmat Ku dan telah Ku ridhoi Islam menjadi agamamu” (Al-Quran Surat Al-

Secara garis besar ruang lingkup ajaran agama Islam mencakup ajaran menyeluruh

(total/kaffah) yang terdiri atas aqidah (iman) syariah (Islam) dan akhlak (ikhsan)

Aqidah adalah kepercayaan kepada Allah dan inti dari Aqidah adalah tauhid. Syariah adalah

segala bentuk peribadatan baik berupa ibadah khusus seperti thaharah, sholat, puasa, zakat,

haji maupun ibadah umum muamalah seperti hukum-hukum public, hukum perdata. Akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa dan menimbulkan perbuatan yang mudah tanpa

memerlukan pertimbangan pikiran, akhlak berupa akhlak kepada Khalik maupun akhlak

islam ketika berbicara tentang karakteristik ini ada dua versi. versi yang pertama lebih dekat

terhadap sifat tentang ajaran islam itu sendiri seperti universal, comprehensif dan lain sebagainya

yang akan kami uraikan dalam penjelasan selanjutnya. Dan versi yang ke dua yaitu lebih dekat

terhadap bidang-bidang cakupan ajaran islam seperti bidang agama, bidang aqidah, bidang politik.

Kedua versi tersebut sangatlah berbeda jauh yang juga ke duanya di prakarsai oleh tokoh-tokoh yang

Dr.Rosihon Anwar M.Ag dalam buku beliau pengantar study islam menyebutkan “kita akan

mengetahui bahwa ajaran-ajaran islam memiliki karakteristik yang khas,yang berbeda dengan ajaran-

ajaran agama lain,dan beliau juga mengutip pendapat Ali Anwar Yusuf bahwa beliau menyebutkan

karakteristik ajaran islam itu sebagai berikut

1.  Komprehensif  umat islam sangatlah banyak sehingga ada perbedaan suku dan bangsa dalam

menghadapi atau mengamalkan asas-asas islam umat islam bersatu padu. Sehingga ajaran islam tetap

kokoh walaupun hanya ada perbedaan-perbedaan sedikit seperti halnya ada imam syafi’i kalau

tayammum untuk mengusap kedua belah tangan sampai  siku ada yang berpendapat hanya sampai

pergelangan tangan, tapi maksud bersatu padu yaitu ajarannya adalah al-qur’an dan al-hadits

2.  Moderat islam dalam menjalani ajarannya melalui jalan tengah tidak berat sebelah kanan

untuk mementingkan kejiwaan (rohani),dan berat ke kiri untuk mementingkan kebendaan (jasmani).

3. Dinamis  ajaran islam sangatlah mempunyai kekuatan atau kemampuan bergerak, dan

berkembang sehingga sangatlah banyak umat islam yang amat sangat mencintai ajarannya karena

ajaran islam sangatlah mantap jika menduduki posisi sebagai tuntunan umat

4. Universal agama islam sangat memberikan peluang bagi seluruh umat manusia tidak hanya

khusus bagi suatu kelompok atau bangsa yang tentunya ajaran islam itu sebagai rahmatan lil-

‘alamiin yang sesuai misi dari pada rosuuullahl Muhammad SAW.tujuan dari mempelajari agama

islam agar kita mendapatkan ridla dan bahagia di dunia dan akhirat. Islam tidak hanya mempelajari

bagaimana para muslim bersikap pada tuhannya melainkan kepada sesamanya juga di pelajari juga

dan bagaimana kedudukan manusia ditengah-tengah alam semesta ini (QS.Ali Imran 112)[3]

5. Elastis dan fleksible ketika seorang mahasiswa sudah keluar atau lulus dari kuliah maka dia

bebas memilih profesi apakah mau jadi guru, PNS , dokter , dan lain sebagainya maka ketika dia

memilih mau jadi PNS maka dia terikat dengan aturan-aturan yang mengatur bagaimana pegawai

negri seharusnya berprilaku dan bersikap, samadengan apa yang dimaksud dengan Elastis dan

fleksible yaitu ajaran islam berisi disiplin-disiplin yang di bebankan bagi setiap individu, disiplin

tersebut wajib ditunaikan dan orang yang melanggarnya mendapatkan dosa

6. Tidak memberatkan persoalan yang di hadapi umat islam semakin komplek bagaimana  ajaran

islam menghadapi berbagai masalah tersebut ? semakin kompleksnya problematika kehidupan maka

untuk memberi solusi ajaran islam memiliki pegangan yaitu al-qur’an dan al-hadits dan apabila dalam

kedua tersebut tidak ada maka masih ada ijtihad yang mana walaupun seseorang berijtihad dia tidak

semerta-merta menjauh dan menyimpang dari kedua hal tersebut karena islam itu sebagai rahmatan

7. Graduasi (ber-angsur angsur) ajaran islam turun temurun sama halnya dengan al-qur’an ,

apabila ajaran islam turung secara langsung maka kebingungan dan kesulitan dalam menjalankan

ajaran islam tersebut akan terjadi dan mungkin akan berakibat fatal sepertihalnya malas dengan ajaran

islam karena yang ini belum selesai,yang kedua sudah datang, karena pengaplikasian ajaran islam itu

sendiri dalam kehidupan sehari-hari sangat-amat sulit kalau tidak berangsur angsur maka dari itu

ajaran islam bertujuan sebagai agar manusia menjalankan sebaik-baiknya

8. Sesuai dengan watak hakiki manusia kemampuan dalam setiap manusia sangatlah berbeda

sehingga memungkinkan dalam kita belajar ada yang langsung mengerti dan ada yang setengah

setengah dalam menerimanya. maka dari itu ajaran islam tidaklah memberatkan kalau diri manusia

belajar dari dasar, sulit dimengerti apabila dalam menyampaikan ajaran islam langsung ke dalam

9. Argumentatif  filosofis ajaran islam merupakan ajaran yang mempunyai alasan yang sangat

kuat dan dapat dijadikan bukti, tidak cukup dalam menetapkan persoalan-persoalan dengan

mengandalkan doktrin lugas dan intruksi keras

Ajaran islam sangatlah berkarakter dalam bidang pengajarannya dan membuat karakter

manusia menjadi semakin baik sehingga orang yang tidak senang terhadap ajaran islam kemungkinan

besar dia menganggap ajaran islam tidak ada gunanya, membosankan, terlalu berat untuk dijalani

sehingga kita sebagai para pelajar ajaran islam maka sangatlah harus kita perdalam ajaran ajarannya

Pemikiran para ilmuwan muslim pada versi kedua ini dengan menggunakan berbagai

pendekatan karena “islam merupakan agama yang bisa di lihat dari sisi mana saja, dan setiap ssisinya

senantiasa memancarkan cahayanya yang terang kita bisa melihat islam dari sisi agama, keadilan,

hukum, toleransi, bahkan “sifat islam demikian itu sejalan dengan sifat al-qur’an, salah satu sifat al-

qur’an sebagai mana di kemukakan oleh Abdullah Darraz dalam bukunya syarhul muwafaqat bahwa

al-qur’an itu ibarat intan yang memiliki berbagai sudut, dan tiap sudut selalu memancarkan cahaya

yang sangat terang Dan marilah kita lihat al-qur’an dari sisi filosofi, ilmu pengetahuan seperti

kedokteran astronomi apabila kita mengkaji dan mendalami al-qur’an maka kita akan menemukan

pancara cahayanya maka dari itu kami akan uraikan karakteristik ajaran islam sebagai mana berikut

Ajaran islam juga memberikan warna dalam rangka membentuk karakter muslim sehingga para

muslim atau muslimah yang telah memperdalam dan memperbaharui sikapnya dari segi agama

dengan ciri-ciri yang telah di contohkan oleh rosulullah sebagaimana rosulullah sendiri karakternya

adalah al-qur’an umat atau kaum nabi Muhammad tidak mungkin sama persis tingkahnya dalam

bidang keagamaannya karena manusia itu pasti mempunyai kesalahan dan juga lupa

Karakteristik ajaran islam dalam bidang agama disamping mengakui adanya pluralisme (sebuah

aturan tuhan yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau di ingkari sebagai

suatu kenyataan juga mengakui adanyauniversalisme yakni mengajarkan kepercayaan kepada tuhan

dan hari akhir dalam hal ini kita biasanya menyebutnya dengan iman (percaya adanya allah dan

Ibadah diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah menyembah. Konsep ibadah memiliki

makna yang luas yang meliputi seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik maupun budaya.

Ibadah merupakan karakteristik utama dalam sebuah agama, karena pusatnya ajaran agama

terletak pada pengabdian seorang hamba pada Tuhannya.[7]

وَبِذِي إِحْسَاناً وَبِالْوَالِدَيْنِ شَيْئاً بِهِ تُشْرِكُواْ وَلاَ اللّهَ وَاعْبُدُواْ

وَالصَّاحِبِ الْجُنُبِ وَالْجَارِ الْقُرْبَى ذِي وَالْجَارِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْيَتَامَى الْقُرْبَى

مُخْتَالاً كَانَ مَن يُحِبُّ لاَ اللّهَ إِنَّ أَيْمَانُكُمْ مَلَكَتْ وَمَا السَّبِيلِ وَابْنِ بِالجَنبِ

Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.

dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang

miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba

sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-

Berbicara tentang ibadah berarti membahas mengenai posisi diantara dua dimana yang satu

kedudukannya lebih tinggi dari yang lain seperti hubungan antara seorang majikan dan budaknya.

Seorang budak tidak memiliki kekuatan lain kecuali hanya tunduk dan patuh pada perintah

majikannya. Seorang budak tentu didasari oleh kesadarannnya sebagai hamba yang lemah dan tak

berdaya. Oleh karena itu kesadaran ibadah bersifat fitrah, karena manusia menyadari akan

kekurangan dan kelemahan dirinya, sehingga ia membutuhkan kekuatan lain yang dapat

memberikan bantuan dan pertolongan. Begitulah seharusnya manusia, ia harus tunduk dan patuh

kepada sang Pencipta, yakni Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Adzariyat

Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-

Ayat ini menjelaskan tentang kecendrungan fitrah manusia untuk beribadah. Tidak mungkin

ada mahluk yàng keluar dari kecendrungannya sebagai hamba, namun kecendrungan ini jika tidak

diiringi oleh wahyu maka ketundukan manusia sebagai bentuk penghambaan diri pada yang

mutlak menjadi pembelengguan diri manusia, sehingga manusia jatuh ke dalam derajat yang

Ibadah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdhoh dan ibadah ammah. Ibadah mahdhah

(murni), adalah suatu rangkaian aktivitas ibadah yang ditetapkan Allah Swt. Dan bentuk aktivitas

tersebut telah dicontohkan oleh Rasul-Nya, serta terlaksana atau tidaknya sangat ditentukan oleh

tingkat kesadaran teologis dari masing-masing individu. Yang termasuk Ibadah mahdhoh

misalnya: Shalat, puasa, Zakat, dan haji.[10]

Selain ibadah mahdhah, maka ada bentuk lain diluar ibadah mahdhah tersebut yaitu Ibadah

Ghair al-Mahdhah atau ibadah ammah, yakni sikap gerak-gerik, tingkah laku dan perbuatan yang

mempunyai tiga tanda yaitu: pertama, niat yang ikhas sebagai titik tolak, kedua keridhoan Allah

sebagai titik tujuan, dan ketiga, amal shaleh sebagai garis amal. Ada pula yang memberikan

definisi ibadah ammah dengan semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan

dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT, seperti minum, makan, dan bekerja mencari

Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila

diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaan-Nya serta dikerjakan

menurut cara-cara yang disyariatkan olehNya. Islam tidak membatasi ruang lingkup ibadah

kepada sudut-sudut tertentu saja. Seluruh kehidupan manusia adalah medan amal dan persediaan

bekal bagi para mukmin sebelum mereka kembali bertemu Allah di hari pembalasan nanti. Islam

mempunyai keistimewaan dengan menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila ia

diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi untuk mencapai keridaan Nya serta dikerjakan

menurut cara cara yang disyariatkan oleh Nya. Islam tidak menganggap ibadah ibadah tertentu

saja sebagai amal saleh akan tetapi meliputi segala kegiatan yang mengandung kebaikan yang

diniatkan karena Allah SWT. Ruang lingkup ibadah di dalam Islam sangat luas sekali. Mencakup

setiap kegiatan kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan baik yang bersangkut dengan

individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah menurut Islam ketika ia memenuhi syarat

a). Amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, sesuai dengan hukum hukum syara' dan

tidak bertentangan dengan hukum hukum tersebut. Adapun amalan - amalan yang diingkari oleh

Islam dan ada hubungan dengan yang haram dan maksiyat, maka tidaklah bisa dijadikan amalan

b). Amalan tersebut dilakukan dengan niat yang baik dengan tujuan untuk memelihara

kehormatan diri, menyenangkan keluarga nya, memberi manfaat kepada seluruh umat dan untuk

kemakmuran bumi seperti yang telah diperintahkan oleh Allah.

c). Amalan tersebut haruslah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

d). Ketika membuat amalan tersebut hendaklah sentiasa menurut hukum - hukum syara' dan

ketentuan batasnya, tidak menzalimi orang lain, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas

e). Tidak melalaikan ibadah - ibadah khusus seperti salat, zakat dan sebagainya

dalammelaksanakan ibadah - ibadah umum.[12]

Manusia, bahkan seluruh mahluk yang berkehendak dan berperasaan, adalah hamba-hamba Allah.

Hamba sebagaimana yang dikemukakan diatas adalah mahluk yang dimiliki. Kepemilikan Allah atas

hamba-Nya adalah kepemilikan mutklak dan sempurna, oleh karena itu mahluk tidak dapat berdiri

sendiri dalam kehidupan dan aktivitasnya kecuali dalam hal yang oleh Alah swt. Telah dianugerahkan

untuk dimiliki mahluk-Nya seperti kebebasan memilih walaupun kebebasan itu tidak mengurangi

kepemilikan Allah. Atas dasar kepemilikan mutak Allah itu, lahir kewajiban menerima semua

ketetapan-Nya, serta menaati seluruh perintah dan larangan-Nya.[13]

Manusia diciptakan Allah bukan sekedar untuk hidup di dunia ini kemudian mati tanpa

pertanggungjawaban, tetapi manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadahhal ini dapat difahami

تُرْجَعُونَ لَا إِلَيْنَا وَأَنَّكُمْ عَبَثاً خَلَقْنَاكُمْ أَنَّمَا أَفَحَسِبْتُمْ

Artinya : Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara

main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS al-

Karena Allah maha mengetahui tentang kejadian manusia, maka agar manusia terjaga

hidupnya, bertaqwa, diberi kewajiban ibadah. Tegasnya manusia diberi kewajiban ibadah agar

Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin

yang bersifat maknawi dan rohani. Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat

hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti. Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji

maupun yang tercela disebut dengan akhlak. Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap

manusia lain perilaku manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan

hidup. Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut

akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah. Acuannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku

Secara Etimologi, ahklak adalah perkataan ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab yang jama’nya

dari bentuk mufrad ‘Khuluqun’ yang menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan khalkun yang berarti kejadian,

serta erat hubunganya ‘Khaliq’ yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang diciptakan.

Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka

kebiasaannya itu disebut akhlak. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan

kebiasaan perilaku yang diamalkannya dalam pergaulan semata-mata taat kepada Allah dan tunduk

kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku

akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang

menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup sehari-

hari. Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri

manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang

jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk

Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun

sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat

menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak dan

menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang-ulang dengan

Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya, diantaranya adalah husnuzzan,

gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata karama terhadap makhluk Allah, adil, ridho, amal shaleh, sabar,

tawakal, qona’ah, bijaksana, percaya diri, dan masih banyak lagi. Husnuzzan adalah berprasangka

baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari kata ini adalah su’uzzan yang artinya

berprasangka buruk atau negative thinking. Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara

akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha.

Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu berprakarsa

melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan sikap terburu-buru bertindak kedalam situasi

sulit, bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah, dan selalu menggunakan nalar

ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.

Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi

seseorang. Semua ini apabila dengan maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang baik. Tata karama

terhadap sesama makhluk Allah SWT ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah karena ini adalah

salah satu anjuran Allah kepada kaumnya. Adil dalam bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu:

kata al-adl dan al-idl. Al-adl adalah keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio, sedangkan

al‘idladalah keadilan yang dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh panca indera seperti

hitungan atau timbangan. Ridho adalah suka, rela, dan senang. Konsep ridho kepada Allah

mengajarkan manusia untuk menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita.

Amal Shaleh adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau bermanfaat.

Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan

menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada

Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan.

Qona’ah adalah selalu merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat

ketidakpuasan atau kekurangan. Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang

dilakukan dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi baik itu

terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain. Percaya diri adalah keadaan yang memastikan

akan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan

baik itu kelebihan postur tubuh, keturunan, status sosial, pekerjaan ataupun pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Hamka. 1982. Iman dan Amal Shaleh. Jakarta: Pustaka Panjimas

Asmaran. 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Zuhairi. Dkk. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

Kaelany. 2009. Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma
loading...
Previous
Next Post »

Resep Jitu

loading...