Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub, Nabi
Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman :
وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Artinya :”Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’kub, Ibrahim
berkata : Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam sebagai agamamu, sebab itu janganlah
kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah, 2:132)
Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang berbunyi sebagai berikut :
فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
Artinya :”Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata dia :
Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah (Islam)? Para
Hawariyin (sahabat beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-
Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul- Nya untuk
diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi
selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk
bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt.
Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan manusia yang
mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama bersangkutan
seperti agama Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau agama Yahudi (Judaism). Nama
agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak dihubungkan dengan nama orang yang
menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama tempat agama itu mula-mula tumbuh dan
berkembang. Pendidikan Agama Islam – Hal 2.
Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk agama Islam dan Mohammedan untuk orang-
orang Islam yang telah dilakukan berabad- abad oleh orang Barat, terutama oleh para orientalis
adalah salah. Kesalahan ini disebabkan karena para penulis Barat menyamakan agama Islam dengan
agama-agama Budha utama dan lain-lain. misalnya dengan Chrisianity yang diajarkan oleh Jesus
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat Islam terhadap Islam.
Komitmen tersebut intinya terdapat dalam QS. Al-Asr(103) yang berbunyi :
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ (٣
Artinya :Demi masa. (1)Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (2) kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (3)
Berdasarkan dari surat Al-Asr di atas ada 5 (lima) komitmen atau kerikatan seorang muslim dan
muslimat terhadap Islam. Komitmen tersebut adalah :
1. Meyakini, mengimani kebebaran agama Islam seyakin-yakinnya.
2. Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
3. Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
4. Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi yang
meyakinkan dengan bahasa yang baik dan,
5. Sabar dalam berIslam, dalam meyakini mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan
Memahami karakteristik Islam sangat penting bagi setiap muslim, karena akan dapat
menghasilkan pemahaman Islam yang komprehen- sif. Beberapa karakteristik agama Islam, yakni
1. Rabbaniyah (Bersumber langsung dari Allah s.w.t) Islam merupakan manhaj Rabbani (konsep
Allah s.w.t), baik dari aspek akidah, ibadah, akhlak, syariat, dan peraturannya semua
2. Insaniyah ’Alamiyah (humanisme yang bersifat universal) Islam merupakan petunjuk bagi
seluruh manusia, bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan. Hukum Islam bersifat
universal, dan dapat diberlakukandi setiap bangsa dan negara.
3. Syamil Mutakamil (Integral menyeluruh dan sempurna) Islam membicarakan seluruh sisi
kehidupan manusia, mulai dari yang masalah kecil sampai dengan masalah yang besar.
4. Al-Basathah (elastis, fleksibel, mudah) Islam adalah agama fitrah bagi manusia, oleh karena
itu manusia niscaya akan mampu melaksanakan segala perintah-Nya tanpa ada kesulitan,
tetapi umumnya yang menjadikan sulit adalah manusia itu sendiri.
5. Al-’Adalah (keadilan) Islam datang untuk mewujudkan keadilan yang sebenar-benarnya,
untuk mewujudkan persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah kehidupan manusia, serta
memelihara darah (jiwa), kehormatan, harta, dan akal manusia.
6. Keseimbangan (equilibrium, balans, moderat) Dalam ajaran Islam, terkandung ajaran yang
senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara
kebutuhan material dan spiritua serta antara dunia dan akhirat.
7. Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas Ciri khas agama Islam yang dimaksud
adalah perpaduan antara hal-hal yang bersifat prinsip (tidak berubah oleh apapun) dan
menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas syariat.
8. Graduasi (berangsur-angsur/bertahap) Hukum atau ajaran-ajaran yang diberikan Allah kepada
manusia diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia. Jadi tidak secara
9. Argumentatif Filosofis Ajaran Islam bersifat argumentatif, tidak bersifat doktriner. Dengan
demikian Al-Quran dalam menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi dengan bukti-
bukti atau keterangan-keterangan yang argumentatif dan dapat diterima dengan akal pikiran
Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan perwujudan diberlakukan nya fungsi-fungsi
Islam dalam kehidupan manusida dan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu untuk
memahami fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam kehidupan, berikut ini penjelasannya :
1. Islam Sebagai Agama Allah Fungsi Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam predikatnya
yaitu dienul haq (agama yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran agama Islam nyata
sepanjang zaman. Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis yang berarti kesucian dan
kemurnian serta keaslian Islam terjaga sepanjang masa.
2. Islam sebagai Panggilan Allah. Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa kepada
Islam dengan mengutus Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan dan diajarkan
kepada manusia . Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya yang setia hanya mengajak
3. Islam sebagai Rumah yang Dibangun oleh Allah.Allah menjadikan Islam sebagai ”rumah”
yang disediakan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka hidup sebagai
keluarga muslim. Dengan demikian Islam merupakan wadah yang mempersatukan orang
yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah dalam
kehidupan manusia dan masyarakat.
4. Islam Sebagai Jalan yang Lurus Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi panggilan
Allah kepada Islam, tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam, karena mereka tahu dan
mengerti bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang sedang berjalan pada jalan Allah
yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).
5. Islam Sebagai Tali Allah Sebagai tali Allah, Islam merupakan pengikat yang mempersa-
tukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah.
6. Islam Sebagai Sibgah Allah. Sibgah atau celupan yaitu zat pewarna yang memberikan warna
bagi sesuatu yang dicelupkan. Dengan Islam, Allah bermaksud memberkan warna atau corak
kepadapa manusia. Untuk mendapatkan corak atau warna tersebut adalah dengan jihad,
mengerahkan segala kemampuan nya dalam melaksanakan agama Allah. Muslim yang
tersibghah adalah Allah tetapkan sebagai saksi atas manusia dan yang sadar akan identitasnya
serta tahu akan harga dirinya sebagai hamba Allah yang beriman dan bertakwa.
7. Islam Sebagai Bendera Allah. Islam sebagai bendera Allah di bumi. Bendera tersebut mesti
dikibarkan setinggi tingginya, sehingga tampak berkibar menjulang tinggi di angkasa. Untuk
mengibarkan atau menampakkan Islam, Allah mengutus Rasul-Nya dengan Alquran dan
Islam, sehingga dengan demikian kekafiran dan kemusrikan akan dapat diatasi.
2. Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dibagi menjadi (1) Agama wahyu
(revealed religion) atau agama langit dan (2) Agama budaya (cultural religion /natural religion) yang
disebut juga agama bumi atau agama alam. Agama wahyu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan
malaikat (Jibril) kepada manusia pilihan yang disebut utusan atau Rasul-Nya, pada waktu
2. Agama tersebut disampaikan kepada manusia melalui Utusan atau Rasul Allah.
3. Memiliki kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan oleh Allah.
4. Ajaran agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar, Maha
5. Sistem hubungan manusia dengan Allah dalam Agama wahyu, ditentu kan sendiri oleh Allah
dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasul-Nya.
6. Konsep ketuhanan agama wahyu adalah monoteisme murni sebagai- mana yang disebutkan
7. Dasar-dasar agama wahyu bersifat mutlak, berlaku bagi seluruh umat manusia.
8. Sistem nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaras- kan dengan ukuran
9. Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh
10. Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada
manusia dalam pembentukan insan kamil, yakni manusia yang sempurna, manusia baik yang
Sebagai contoh agama yang masuk ke dalam kelompok agama wahyu adalah : Islam, Yahudi
dan Nasrani. Sedangkan kelompok agama budaya contohnya adalah Kong Hu Cu, Budha dan Hindhu.
Islam sebagai agama wahyu, tentunya jika kesepuluh tolok ukur di atas diterapkan kepada agama
1. Agama Islam dilahirkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 6
2. Disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
3. Meimiliki kitab suci Alquran yang memuat asli semua wahyu yang diterima oleh Rasul-
Nyaselama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah dan kemudian di Madinah.
4. Ajaran Islam mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar dan Maha Mengetahui
5. Sistem hubungan manusia dengan Allah disebutkan dalam Alquran, dijelaskan dan
dicontohkan pelaksanaannya oleh Rasul-Nya.
6. Konsep Ketuhanan Islam adalah tauhid, monoteisme murni, ke Esaan Allah, esa dalam Zat,
esa dalam sifat , esa dalam perbutan dan seterusnya.
7. Dasar-dasar agama Islam bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat
8. Nilai-nilai terutama nilai-nilai etika (akhlak) dan estetika (keindahan) yang ditentukan oleh
Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia dan kemanu siaan.
9. Soal-soal alam (semesta) yang disebutkan dalam Agama Islam yang dahulu diterima dengan
keyakinan saja, kini telah banyak dibuktikan kebenarannya oleh sains modern.
10. Bila petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan agama Islam dilaksanakan dengan baik
dan benar akan terbentuk insan kamil, manusia sempurna.
1. Din berarti “agama” Al-Fath : 28
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدً۬ا
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar
dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
2. Din berarti “ibadah” surat Al-Mukminun : 14
ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَـٰمَ لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah
3. Din berarti “kekuatan” surat Luqman 32
وَإِذَا غَشِيَہُم مَّوۡجٌ۬ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّٮٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ فَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٌ۬ۚ وَمَا يَجۡحَدُ بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ۬ كَفُورٍ۬
Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan
memurnikan keta’atan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu
sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus [2]. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat
Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
4. Din berarti “pembalasan hari kiamat” surat as-syuara
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu]
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلۡمُنۡخَنِقَةُ وَٱلۡمَوۡقُوذَةُ وَٱلۡمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ وَمَا
ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسۡتَقۡسِمُواْ بِٱلۡأَزۡلَـٰمِۚ ذَٲلِكُمۡ فِسۡقٌۗ ٱلۡيَوۡمَ يَٮِٕسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ
وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬اۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِى مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٍ۬ لِّإِثۡمٍ۬ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬
Diharamkan bagimu [memakan] bangkai, darah[1], daging babi, [daging hewan] yang disembelih atas
nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[2], dan [diharamkan bagimu] yang
disembelih untuk berhala. Dan [diharamkan juga] mengundi nasib dengan anak panah[3], [mengundi
nasib dengan anak panah itu] adalah kefasikan. Pada hari ini [4] orang-orang kafir telah putus asa
untuk [mengalahkan] agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-
Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa[5] karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَلَوۡ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَمَثُوبَةٌ۬ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬ۖ لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ
Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, [niscaya mereka akan mendapat pahala], dan
sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.
وَجَـٰهِدُواْ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦۚ هُوَ ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى هَـٰذَا
لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَٮٰكُمۡۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu
dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [Ikutilah] agama
orang tuamu Ibrahim. Dia [Allah] telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu [1]
dan [begitu pula] dalam [Al Qur’an] ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu
semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan
وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. [Ibrahim
berkata]: "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam"
رَبِّ قَدۡ ءَاتَيۡتَنِى مِنَ ٱلۡمُلۡكِ وَعَلَّمۡتَنِى مِن تَأۡوِيلِ ٱلۡأَحَادِيثِۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِۖ تَوَفَّنِى مُسۡلِمً۬ا وَأَلۡحِقۡنِى
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah
mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi. [Ya Tuhan]. Pencipta langit dan bumi. Engkaulah
Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku
قَالَتۡ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّىٓ أُلۡقِىَ إِلَىَّ كِتَـٰبٌ۬ كَرِيمٌ (٢٩
إِنَّهُ ۥ مِن سُلَيۡمَـٰنَ وَإِنَّهُ ۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (٣٠
Berkata ia [Balqis]: "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat
yang mulia. (29) Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya [isi] nya: ’Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (30) Bahwa janganlah kamu
sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri’".
فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
Maka tatkala ’Isa mengetahui keingkaran mereka [Bani Israil] berkatalah dia: "Siapaka
Ditinjau dari sumbernya agama-agama yang dikenal manusia terdiri atas dua jenis
a. Agama wahyu: yaitu agama yang diterima oleh akal manusia dari Allah melalui malaikat
Jibril dan disebarkan oleh Rasul-Nya kepada manusia. Agama wahyu disebut pula
agama samawi atau agama langit. Agama Islam termasuk agama wahyu, agama
b. Agama budaya: yaitu agama yang bersumber dari ajaran seorang manusia yang dipandang
mempunyai pengetahuan mendalam tentang kehidupan. Agama budaya disebut pula
sebagai agama ardhi atau agama bumi. Contoh agama budaya dalam agama Budha yang
merupakan ajaran Budha Gautama. (Aminuddin, dkk, 2005)
Kata Islam berasal dari kata ‘as la ma - yus li mu – Is la man’ artinya, tunduk, patuh,
menyerahkan diri. Kata Islam terambil dari kata dasar sa la ma atau sa li ma yang berarti
selamat, sejahtera, tidak cacat, tidak tercela. Kata agama menurut bahasa Al – Quran banyak
digunakan kata din istilah lain yang digunakan oleh Al – Quran misalnya Millah dan Shalat.
Agama Islam disebut langsung oleh Allah sebagaimana dalam firman Allah:
• “sesungguhnya agama (yang hak) disisi Allah adalah Islam” (Al-Quran Surat Ali Imran
• “barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima ajaran tersebut
dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi” (Al-Quran Surat Ali Imran Ayat 85)
• “Pada hari ini telah Ku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat Ku dan telah Ku ridhoi Islam menjadi agamamu” (Al-Quran Surat Al-
Secara garis besar ruang lingkup ajaran agama Islam mencakup ajaran menyeluruh
(total/kaffah) yang terdiri atas aqidah (iman) syariah (Islam) dan akhlak (ikhsan)
Aqidah adalah kepercayaan kepada Allah dan inti dari Aqidah adalah tauhid. Syariah adalah
segala bentuk peribadatan baik berupa ibadah khusus seperti thaharah, sholat, puasa, zakat,
haji maupun ibadah umum muamalah seperti hukum-hukum public, hukum perdata. Akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa dan menimbulkan perbuatan yang mudah tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran, akhlak berupa akhlak kepada Khalik maupun akhlak
islam ketika berbicara tentang karakteristik ini ada dua versi. versi yang pertama lebih dekat
terhadap sifat tentang ajaran islam itu sendiri seperti universal, comprehensif dan lain sebagainya
yang akan kami uraikan dalam penjelasan selanjutnya. Dan versi yang ke dua yaitu lebih dekat
terhadap bidang-bidang cakupan ajaran islam seperti bidang agama, bidang aqidah, bidang politik.
Kedua versi tersebut sangatlah berbeda jauh yang juga ke duanya di prakarsai oleh tokoh-tokoh yang
Dr.Rosihon Anwar M.Ag dalam buku beliau pengantar study islam menyebutkan “kita akan
mengetahui bahwa ajaran-ajaran islam memiliki karakteristik yang khas,yang berbeda dengan ajaran-
ajaran agama lain,dan beliau juga mengutip pendapat Ali Anwar Yusuf bahwa beliau menyebutkan
karakteristik ajaran islam itu sebagai berikut
1. Komprehensif umat islam sangatlah banyak sehingga ada perbedaan suku dan bangsa dalam
menghadapi atau mengamalkan asas-asas islam umat islam bersatu padu. Sehingga ajaran islam tetap
kokoh walaupun hanya ada perbedaan-perbedaan sedikit seperti halnya ada imam syafi’i kalau
tayammum untuk mengusap kedua belah tangan sampai siku ada yang berpendapat hanya sampai
pergelangan tangan, tapi maksud bersatu padu yaitu ajarannya adalah al-qur’an dan al-hadits
2. Moderat islam dalam menjalani ajarannya melalui jalan tengah tidak berat sebelah kanan
untuk mementingkan kejiwaan (rohani),dan berat ke kiri untuk mementingkan kebendaan (jasmani).
3. Dinamis ajaran islam sangatlah mempunyai kekuatan atau kemampuan bergerak, dan
berkembang sehingga sangatlah banyak umat islam yang amat sangat mencintai ajarannya karena
ajaran islam sangatlah mantap jika menduduki posisi sebagai tuntunan umat
4. Universal agama islam sangat memberikan peluang bagi seluruh umat manusia tidak hanya
khusus bagi suatu kelompok atau bangsa yang tentunya ajaran islam itu sebagai rahmatan lil-
‘alamiin yang sesuai misi dari pada rosuuullahl Muhammad SAW.tujuan dari mempelajari agama
islam agar kita mendapatkan ridla dan bahagia di dunia dan akhirat. Islam tidak hanya mempelajari
bagaimana para muslim bersikap pada tuhannya melainkan kepada sesamanya juga di pelajari juga
dan bagaimana kedudukan manusia ditengah-tengah alam semesta ini (QS.Ali Imran 112)[3]
5. Elastis dan fleksible ketika seorang mahasiswa sudah keluar atau lulus dari kuliah maka dia
bebas memilih profesi apakah mau jadi guru, PNS , dokter , dan lain sebagainya maka ketika dia
memilih mau jadi PNS maka dia terikat dengan aturan-aturan yang mengatur bagaimana pegawai
negri seharusnya berprilaku dan bersikap, samadengan apa yang dimaksud dengan Elastis dan
fleksible yaitu ajaran islam berisi disiplin-disiplin yang di bebankan bagi setiap individu, disiplin
tersebut wajib ditunaikan dan orang yang melanggarnya mendapatkan dosa
6. Tidak memberatkan persoalan yang di hadapi umat islam semakin komplek bagaimana ajaran
islam menghadapi berbagai masalah tersebut ? semakin kompleksnya problematika kehidupan maka
untuk memberi solusi ajaran islam memiliki pegangan yaitu al-qur’an dan al-hadits dan apabila dalam
kedua tersebut tidak ada maka masih ada ijtihad yang mana walaupun seseorang berijtihad dia tidak
semerta-merta menjauh dan menyimpang dari kedua hal tersebut karena islam itu sebagai rahmatan
7. Graduasi (ber-angsur angsur) ajaran islam turun temurun sama halnya dengan al-qur’an ,
apabila ajaran islam turung secara langsung maka kebingungan dan kesulitan dalam menjalankan
ajaran islam tersebut akan terjadi dan mungkin akan berakibat fatal sepertihalnya malas dengan ajaran
islam karena yang ini belum selesai,yang kedua sudah datang, karena pengaplikasian ajaran islam itu
sendiri dalam kehidupan sehari-hari sangat-amat sulit kalau tidak berangsur angsur maka dari itu
ajaran islam bertujuan sebagai agar manusia menjalankan sebaik-baiknya
8. Sesuai dengan watak hakiki manusia kemampuan dalam setiap manusia sangatlah berbeda
sehingga memungkinkan dalam kita belajar ada yang langsung mengerti dan ada yang setengah
setengah dalam menerimanya. maka dari itu ajaran islam tidaklah memberatkan kalau diri manusia
belajar dari dasar, sulit dimengerti apabila dalam menyampaikan ajaran islam langsung ke dalam
9. Argumentatif filosofis ajaran islam merupakan ajaran yang mempunyai alasan yang sangat
kuat dan dapat dijadikan bukti, tidak cukup dalam menetapkan persoalan-persoalan dengan
mengandalkan doktrin lugas dan intruksi keras
Ajaran islam sangatlah berkarakter dalam bidang pengajarannya dan membuat karakter
manusia menjadi semakin baik sehingga orang yang tidak senang terhadap ajaran islam kemungkinan
besar dia menganggap ajaran islam tidak ada gunanya, membosankan, terlalu berat untuk dijalani
sehingga kita sebagai para pelajar ajaran islam maka sangatlah harus kita perdalam ajaran ajarannya
Pemikiran para ilmuwan muslim pada versi kedua ini dengan menggunakan berbagai
pendekatan karena “islam merupakan agama yang bisa di lihat dari sisi mana saja, dan setiap ssisinya
senantiasa memancarkan cahayanya yang terang kita bisa melihat islam dari sisi agama, keadilan,
hukum, toleransi, bahkan “sifat islam demikian itu sejalan dengan sifat al-qur’an, salah satu sifat al-
qur’an sebagai mana di kemukakan oleh Abdullah Darraz dalam bukunya syarhul muwafaqat bahwa
al-qur’an itu ibarat intan yang memiliki berbagai sudut, dan tiap sudut selalu memancarkan cahaya
yang sangat terang Dan marilah kita lihat al-qur’an dari sisi filosofi, ilmu pengetahuan seperti
kedokteran astronomi apabila kita mengkaji dan mendalami al-qur’an maka kita akan menemukan
pancara cahayanya maka dari itu kami akan uraikan karakteristik ajaran islam sebagai mana berikut
Ajaran islam juga memberikan warna dalam rangka membentuk karakter muslim sehingga para
muslim atau muslimah yang telah memperdalam dan memperbaharui sikapnya dari segi agama
dengan ciri-ciri yang telah di contohkan oleh rosulullah sebagaimana rosulullah sendiri karakternya
adalah al-qur’an umat atau kaum nabi Muhammad tidak mungkin sama persis tingkahnya dalam
bidang keagamaannya karena manusia itu pasti mempunyai kesalahan dan juga lupa
Karakteristik ajaran islam dalam bidang agama disamping mengakui adanya pluralisme (sebuah
aturan tuhan yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau di ingkari sebagai
suatu kenyataan juga mengakui adanyauniversalisme yakni mengajarkan kepercayaan kepada tuhan
dan hari akhir dalam hal ini kita biasanya menyebutnya dengan iman (percaya adanya allah dan
Ibadah diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah menyembah. Konsep ibadah memiliki
makna yang luas yang meliputi seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik maupun budaya.
Ibadah merupakan karakteristik utama dalam sebuah agama, karena pusatnya ajaran agama
terletak pada pengabdian seorang hamba pada Tuhannya.[7]
وَبِذِي إِحْسَاناً وَبِالْوَالِدَيْنِ شَيْئاً بِهِ تُشْرِكُواْ وَلاَ اللّهَ وَاعْبُدُواْ
وَالصَّاحِبِ الْجُنُبِ وَالْجَارِ الْقُرْبَى ذِي وَالْجَارِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْيَتَامَى الْقُرْبَى
مُخْتَالاً كَانَ مَن يُحِبُّ لاَ اللّهَ إِنَّ أَيْمَانُكُمْ مَلَكَتْ وَمَا السَّبِيلِ وَابْنِ بِالجَنبِ
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-
Berbicara tentang ibadah berarti membahas mengenai posisi diantara dua dimana yang satu
kedudukannya lebih tinggi dari yang lain seperti hubungan antara seorang majikan dan budaknya.
Seorang budak tidak memiliki kekuatan lain kecuali hanya tunduk dan patuh pada perintah
majikannya. Seorang budak tentu didasari oleh kesadarannnya sebagai hamba yang lemah dan tak
berdaya. Oleh karena itu kesadaran ibadah bersifat fitrah, karena manusia menyadari akan
kekurangan dan kelemahan dirinya, sehingga ia membutuhkan kekuatan lain yang dapat
memberikan bantuan dan pertolongan. Begitulah seharusnya manusia, ia harus tunduk dan patuh
kepada sang Pencipta, yakni Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Adzariyat
Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ayat ini menjelaskan tentang kecendrungan fitrah manusia untuk beribadah. Tidak mungkin
ada mahluk yàng keluar dari kecendrungannya sebagai hamba, namun kecendrungan ini jika tidak
diiringi oleh wahyu maka ketundukan manusia sebagai bentuk penghambaan diri pada yang
mutlak menjadi pembelengguan diri manusia, sehingga manusia jatuh ke dalam derajat yang
Ibadah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdhoh dan ibadah ammah. Ibadah mahdhah
(murni), adalah suatu rangkaian aktivitas ibadah yang ditetapkan Allah Swt. Dan bentuk aktivitas
tersebut telah dicontohkan oleh Rasul-Nya, serta terlaksana atau tidaknya sangat ditentukan oleh
tingkat kesadaran teologis dari masing-masing individu. Yang termasuk Ibadah mahdhoh
misalnya: Shalat, puasa, Zakat, dan haji.[10]
Selain ibadah mahdhah, maka ada bentuk lain diluar ibadah mahdhah tersebut yaitu Ibadah
Ghair al-Mahdhah atau ibadah ammah, yakni sikap gerak-gerik, tingkah laku dan perbuatan yang
mempunyai tiga tanda yaitu: pertama, niat yang ikhas sebagai titik tolak, kedua keridhoan Allah
sebagai titik tujuan, dan ketiga, amal shaleh sebagai garis amal. Ada pula yang memberikan
definisi ibadah ammah dengan semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan
dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT, seperti minum, makan, dan bekerja mencari
Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila
diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaan-Nya serta dikerjakan
menurut cara-cara yang disyariatkan olehNya. Islam tidak membatasi ruang lingkup ibadah
kepada sudut-sudut tertentu saja. Seluruh kehidupan manusia adalah medan amal dan persediaan
bekal bagi para mukmin sebelum mereka kembali bertemu Allah di hari pembalasan nanti. Islam
mempunyai keistimewaan dengan menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila ia
diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi untuk mencapai keridaan Nya serta dikerjakan
menurut cara cara yang disyariatkan oleh Nya. Islam tidak menganggap ibadah ibadah tertentu
saja sebagai amal saleh akan tetapi meliputi segala kegiatan yang mengandung kebaikan yang
diniatkan karena Allah SWT. Ruang lingkup ibadah di dalam Islam sangat luas sekali. Mencakup
setiap kegiatan kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan baik yang bersangkut dengan
individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah menurut Islam ketika ia memenuhi syarat
a). Amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, sesuai dengan hukum hukum syara' dan
tidak bertentangan dengan hukum hukum tersebut. Adapun amalan - amalan yang diingkari oleh
Islam dan ada hubungan dengan yang haram dan maksiyat, maka tidaklah bisa dijadikan amalan
b). Amalan tersebut dilakukan dengan niat yang baik dengan tujuan untuk memelihara
kehormatan diri, menyenangkan keluarga nya, memberi manfaat kepada seluruh umat dan untuk
kemakmuran bumi seperti yang telah diperintahkan oleh Allah.
c). Amalan tersebut haruslah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
d). Ketika membuat amalan tersebut hendaklah sentiasa menurut hukum - hukum syara' dan
ketentuan batasnya, tidak menzalimi orang lain, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas
e). Tidak melalaikan ibadah - ibadah khusus seperti salat, zakat dan sebagainya
dalammelaksanakan ibadah - ibadah umum.[12]
Manusia, bahkan seluruh mahluk yang berkehendak dan berperasaan, adalah hamba-hamba Allah.
Hamba sebagaimana yang dikemukakan diatas adalah mahluk yang dimiliki. Kepemilikan Allah atas
hamba-Nya adalah kepemilikan mutklak dan sempurna, oleh karena itu mahluk tidak dapat berdiri
sendiri dalam kehidupan dan aktivitasnya kecuali dalam hal yang oleh Alah swt. Telah dianugerahkan
untuk dimiliki mahluk-Nya seperti kebebasan memilih walaupun kebebasan itu tidak mengurangi
kepemilikan Allah. Atas dasar kepemilikan mutak Allah itu, lahir kewajiban menerima semua
ketetapan-Nya, serta menaati seluruh perintah dan larangan-Nya.[13]
Manusia diciptakan Allah bukan sekedar untuk hidup di dunia ini kemudian mati tanpa
pertanggungjawaban, tetapi manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadahhal ini dapat difahami
تُرْجَعُونَ لَا إِلَيْنَا وَأَنَّكُمْ عَبَثاً خَلَقْنَاكُمْ أَنَّمَا أَفَحَسِبْتُمْ
Artinya : Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS al-
Karena Allah maha mengetahui tentang kejadian manusia, maka agar manusia terjaga
hidupnya, bertaqwa, diberi kewajiban ibadah. Tegasnya manusia diberi kewajiban ibadah agar
Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin
yang bersifat maknawi dan rohani. Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat
hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti. Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji
maupun yang tercela disebut dengan akhlak. Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap
manusia lain perilaku manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan
hidup. Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut
akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah. Acuannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku
Secara Etimologi, ahklak adalah perkataan ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab yang jama’nya
dari bentuk mufrad ‘Khuluqun’ yang menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan khalkun yang berarti kejadian,
serta erat hubunganya ‘Khaliq’ yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang diciptakan.
Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka
kebiasaannya itu disebut akhlak. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan
kebiasaan perilaku yang diamalkannya dalam pergaulan semata-mata taat kepada Allah dan tunduk
kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku
akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang
menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup sehari-
hari. Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri
manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang
jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk
Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun
sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat
menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak dan
menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang-ulang dengan
Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya, diantaranya adalah husnuzzan,
gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata karama terhadap makhluk Allah, adil, ridho, amal shaleh, sabar,
tawakal, qona’ah, bijaksana, percaya diri, dan masih banyak lagi. Husnuzzan adalah berprasangka
baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari kata ini adalah su’uzzan yang artinya
berprasangka buruk atau negative thinking. Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara
akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha.
Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu berprakarsa
melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan sikap terburu-buru bertindak kedalam situasi
sulit, bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah, dan selalu menggunakan nalar
ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.
Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi
seseorang. Semua ini apabila dengan maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang baik. Tata karama
terhadap sesama makhluk Allah SWT ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah karena ini adalah
salah satu anjuran Allah kepada kaumnya. Adil dalam bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu:
kata al-adl dan al-idl. Al-adl adalah keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio, sedangkan
al‘idladalah keadilan yang dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh panca indera seperti
hitungan atau timbangan. Ridho adalah suka, rela, dan senang. Konsep ridho kepada Allah
mengajarkan manusia untuk menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita.
Amal Shaleh adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau bermanfaat.
Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada
Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan.
Qona’ah adalah selalu merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan atau kekurangan. Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang
dilakukan dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi baik itu
terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain. Percaya diri adalah keadaan yang memastikan
akan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan
baik itu kelebihan postur tubuh, keturunan, status sosial, pekerjaan ataupun pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka. 1982. Iman dan Amal Shaleh. Jakarta: Pustaka Panjimas
Asmaran. 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Zuhairi. Dkk. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Kaelany. 2009. Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma
loading...
Sign up here with your email